Select Page

Jumlah Penderita TBC di Indonesia Meningkat

Jumlah Penderita TBC di Indonesia Meningkat

Jumlah Penderita TBC Di Indonesia. Tuberkulosis (TBC) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Tahun ini, jumlah pasien TB di Indonesia naik menjadi peringkat ketiga di dunia, padahal sejak 2003 lalu kementrian kesehatan menyuluhkan pemberantasan penyakit ini secara nasional dengan membentuk tim terpadu hingga tingkat Puskesmas.

Saat itu, semua komponen pelayanan kesehatan dibawah naungan tiga direktorat jenderal (Bina Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Medik dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) harus terlibat dan meningkatkan koordinasi penanggulangan Tuberkulosis atau TBC di Indonesia dengan menerapkan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Komponen pelayanan kesehatan itu adalah Puskesmas, rumah
sakit(pemerintah dan swasta) dan Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4).

Jumlah Penderita TBC di Indonesia Meningkat

Penderita Penyakit TBC

Sayangnya hingga tahun 2015 penyakit ini kembali muncul dan tanpa disadari urutan Indonesia menjadi ke-3 setelah India dan China. Artinya Tim TB External Monitoring Mission WHO kepada Menteri Kesehatan yang dibacakan Ketua Tim Dr. Peter Gondrie pada Pertemuan Evaluasi Program Penanggulangan TBC yang dibuka Pjs. Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes Dr. Sri Astuti Suparmanto,
MSc.PH tanggal 7 Februari 2003 di Kantor Depkes Jakarta tidak berhasil.

“Penderita terbanyak nomor satu itu India karena jumlah penduduknya 1,5 milyar. Kedua Cina, negara dengan jumlah penduduk 1 milyar,” tutur Fathiyah Isbaniah, ahli pulmonologi di Rumah Sakit Persahabatan. Jadi, sangat wajar jika negara tersebut menjadi dua negara dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia.

“Dan lihat, penderita TBC di negara kita ada di urutan ketiga setelah negara tersebut,” kata Fathiyah di Gren Alia Hotel Cikini. Jakarta Pusat, pada Selasa, 29 desember 2015. Menurutnya, hal ini sangat disayangkan karena jumlah penduduk Indonesia jauh lebih sedikit dari kedua negara tersebut yakni hanya seperempatnya.

Namun, Fathiyah melanjutkan, peningkatan jumlah angka penderita TBC di Indonesia tak hanya dipandang melalui sisi negatif. Meningkatnya peringkat di Indonesia juga memiliki sisi positif. “Lihat sisi positifnya. Adanya peningkatan jumlah angka penderita TB menunjukkan bahwa sistem kalkulasi kita sudah baik,” tutur Fathiyah.

Dia menerangkan, dengan meningkatnya angka penderita maka asumsinya, banyak kasus dari semua sektor dilaporkan. “Selama ini, kan, angka yang dilaporkan hanya dari puskesmas saja,” ujar Fathiyah.

Semakin baiknya sistem penghitungan jumlah penderita, membuat lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga menduga bahwa semakin tingginya angka penderita tersebut merupakan jumlah penderita TBC di Indonesia yang sesungguhnya. [baca juga : Mengenal Gejala Kanker Pada Pria Yang Perlu Diketahui]

About The Author

isprawiro

Pernah bekerja di beberapa surat kabar nasional, copywriter serta editor konten blog ecommerce dan belajar SEO.

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badge